Biologi Ikan Lele

Ikan lele tergolong hewan bertulang belakang yang hidup di air. Klasifikasi ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut :

Fillum               : Animalia
Kingdom           : Pisces
Ordo                : Ostariophysi
Subordo           : Siluroidae
Famili                : Clariidae
Genus              : Clarias
Spesies             : Clarias sp.

Apabila ditinjau dari bentuk morfologinya lele mempunyai bentuk tubuh campuran, kepala picak dan tubuh membundar. Lele sangkuriang mempunyai warna tubuh hitam. Berbeda dengan lele dumbo, warna ini tidak berubah hingga lele mencapai usia dewasa.

Anatomi lele sangkuriang tak berbeda jauh dengan lele lokal lainnya maupun lele dumbo. Semua jenis ikan lele berkembang biak secara ovipar, yakni pembuahan telur di luar tubuh. Ikan lele memiliki gonad satu pasang dan terletak di sekitar usus. Ikan lele memiliki lambung yang relatif besar dan panjang, tetapi ususnya relatif lebih pendek daripada badannya. Hati dan gelembung renang ikan lele berjumlah dua dan masing-masing sepasang. Alat pernafasannya berupa insang dan insang tambahanberupa selaput labirinth yang memungkinkan ikan ini mampu mengambil oksigen segar di atas permukaan air. Lele sangkuriang juga memiliki sepasang patil yang kuat.

Pertumbuhan
Lele sangkuriang termasuk ke dalam bibit lele unggul. Lele ini memiliki kelebihan yaitu pada tahap pertumbuhannya yang cepat. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan dengan jenis lele lainnya. Pertumbuhan ikan lele dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ikan lele adalah faktor makanan. Pemberian pakan yang kontinyu baik kualitas maupun kuantitasnya akan memberikan pertumbuhan  yang optimal pada ikan lele. Faktor lingkungan juga berpengaruh bagi kehidupan ikan lele. Lingkungan yang baik tentunya akan mendukung pertumbuhan ikan. Sebaliknya lingkungan yang buruk akan menyebabkan penyakit, sehingga akan mempengaruhi nafsu makan ikan. Hal ini tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan ikan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Tingkat Kelangsungan Hidup
Pada umumnya ikan lele mempunyai ketahanan hidup yang sangat tinggi. Ikan lele sanggup mentoleransi lingkungan hidup yang buruk. Hal ini disebabkan karena ikan lele mempunyai alat pernafasan tambahan sehingga ia dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara. Pada tingkat budidaya kelangsungan hidup ikan lele dapat dilihat dari nilai SR. SR yang tinggi menunjukkan bahwa ikan lele mempunyai kelangsungan hidup yang tinggi pula.
Besarnya nilai SR (survival rate) dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Padat penebaran merupakan salah satu faktor yang menentukan. Semakin tinggi padat penebaran maka mortalitas juga akan semakin tinggi, berarti SR-nya rendah. Faktor penyakit juga sangat mempengaruhin tingkat kelangsungan hidup ikan. Serangan penyakit yang tidak terkontrol akan menyebabkan banyak ikan mati dalam tempo yang sama. Hal ini jelas akan berpengaruh pada tingkat kelangsungan hidup lele.

Pakan
Pakan merupakan unsur terpenting dalam menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Pakan akan diproses dalam tubuh ikan untuk membangun jaringan dan daging. Kecepatan laju pertumbuhan sangat dipengaruhin oleh jenis dan kualitas pakan yang diberikan serta kondisi lingkungan hidupnya. Apabila pakan yang diberikan berkualitas baik, jumlahnya mencukupi, dan kondisi lingkungan mendukung, maka dapat dipastikan laju pertumbuhan ikan akan cepat sesuai dengan yang diinginkan. Sebaliknya, apabila makanan yang diberikan berkualitas jelek, jumlahnya tidak mencukupi, dan kondisi lingkungan tidak mendukung, maka pertumbuhan ikan pun akan lambat. Pakan ikan yang diberikan dalam praktikum kali ini terdiri dari dua jenis yaitu pakan alami dan pakan buatan.

Pakan Alami
Pakan alami umumnya merupakan mikroorganisme atau jasad renik yang hidup di dalam air seperti plankton atau phytoplankton dan zooplankton. Contoh pakan alami dari jenis ini yaitu infusoria, Rotifera, Moina sp., Daphnia ap., dan Artemia. Selain itu pakan alami juga ada yang berasal dari tumbuhan atau hewan berukuran lebih besar, seperti rumput, talas, dan cacing.  Untuk minggu pertama pakan masih mengandalkan pakan alami yaitu mikroorganisme air. Pada minggu kedua, mulai diberikan pakan alami dari hewan yang lebih besar yaitu cacing sutera. Hal ini mempertimbangkan bukaan mulut larva, sehingga pakannya pun disesuaikan.

Pakan Buatan
Pakan buatan adalah pakan yang sengaja dibuat dari beberapa jenis bahan baku. Dalam praktikum kali ini, pelet digunakan sebagai pakan buatan pengganti pakan alami. Pelet mulai diberikan pada pemeliharaan larva pada minggu ketiga.
Pada dasarnya pakan alami jauh lebih baik dibandingkan dengan pakan buatan. Hal ini karena pakan alami memiliki nilai nutrisi yang tinggi. Selain itu, pakan alami memiliki gerakan yang merangsang ikan untuk memangsanya dan relatif tidak menimbulkan pencemaran pada media pemeliharaan ikan. Akan tetapi, pemberian pakan buatan tetap dilakukan mengingat nilai kepraktisan dan ketersediaan, sehingga menjamin kekontinyuan pemberian pakan.


Kualitas Air
Air merupakan media tempat hidup ikan. Kualitas air sangat menentukan kelangsungan hidup ikan, terutama larva yang sangat rentan terhadap perubahan kualitas air secara mendadak. Pada umumnya air yang dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan lele dapat berupa air sungai ataupun air sumur. Air sebelum masuk ke kolam terlebih dahulu diendapkan pada kolam pengendapan. Selain itu setelah air dimasukkan ke dalam kolam air harus diberi aerasi secara cukup dan kontinyu (untuk pemeliharaan larva) untuk menambah kadar O2 terlarut. Hal ini penting untuk kelangsungan hidup larva.

Berikut merupakan contoh kisaran data kualitas air untuk pemeliharaan larva lele sangkuriang di kolam yang dilakukan oleh BBAT Sukabumi :
No
Parameter
Satuan
Nilai
1
Suhu
°C
24,8
2
PH
-
7,62
3
DO
mg/liter
4,4
4
CO2
mg/liter
13,75
5
Alkalinitas
mg/liter
50,15
6
N-NH3
mg/liter
0,602
7
N-NO2
mg/liter
0,019

0 Response to "Biologi Ikan Lele"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel