Budidaya Rumput Laut

Sejak tahun 1986 budidaya rumput laut telah diterapkan oleh masyarakat di Kepulauan Seribu terutama masyarakan dari Kelurahan Pulau Panggang.  Sekarang, umumnya sistem budidaya rumput laut yang digunakan adalah sistem longline (tambang/tali PE) dengan menggunakan rangka tali biang.  Sistem ini meliputi komponen tali utama (biang), tali ris tempat pengikatan rumput laut, tali pengikat rumput laut (tali anak), pelampung besar (jerigen, sterofoam atau bola), pelampung kecil (botol plastik) dan tali jangkar. Tali utama berdiameter 12 mm dan dikonstruksi berbentuk segi empat, dan setiap sudut diberi jangkar untuk menahan sistem pada posisi yang tetap dan juga dipasang pelampung besar pada tiap sudut. Tali ris berdiameter 3-6 mm diikat tali anak dengan diameter 2 mm sebagai pengikat rumput laut dan juga dipasang pelampung kecil  (botol plastik) dengan jarak 3-5 m.  Untuk tali ris sepanjang 10 m dipasang pelampung 3 buah. Setiap unit sistem biasanya mengandung 50-300 tali ris.  Panjang tali ris berkisar antara 10-30 meter (8-15 depa), dengan jarak antar tali ris berkisar antara 0,5-1,0 m.

Posisi kontruksi longline disesuaikan dengan musim.  Pada saat musim angin Barat, yakni antara bulan Desember sampai dengan bulan Maret posisi tali ris sejajar arah angin, demikian pula pada musim angin Tenggara yakni antara bulan April sampai dengan bulan September. 

Rumput laut yang dipelihara oleh petani di Pulau Panggang ini umumnya berjenis Euchema cotonii.  Budidaya rumput laut dimulai dengan kegiatan persiapan tambang/tali ris.  Tali ini dijemur dan dibersihkan dari organisme penempel yang terjadi pada musim tanam yang lalu.  Benih rumput laut yang berasal dari pembibitan sendiri atau dari petani lain diikatkan pada tali ris dengan menggunakan tali berdiameter 1-2 mm, dengan jarak tanam 20-30 cm.  Berat rata-rata stek benih rumput laut yang ditanam 100-200 gr.

Rumput laut dipelihara selama 40-60 hari.  Selama masa pemeliharaan tersebut dilakukan kegiatan-kegiatan pengontrolan dan pencegahan hama.  Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan perahu dayung (tenaga manusia) dan tenaga motor. Hama yang biasa menyerang rumput laut adalah ikan beronang (Siganus sp.), terutama saat peralihan musim timur ke musim barat atau sekitar bulan Januari, Februari dan Maret.  Pada bulan-bulan tersebut juga terjadi pertumbuhan lumut yang lebih banyak dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.  Penyakit yang biasa menyerang rumput laut adalah “ice-ice” yang ditandai oleh warna putih pucat dan membusuk pada ujung batang rumput laut.  Warna tersebut didahului oleh warna merah.  Biasanya penyakit ini terjadi pada saat musim panas sehingga suhu air laut meningkat.  Berdasarkan hal tersebut, petani rumput laut di Pulau Panggang menghindari menanam rumput laut pada bulan dengan kondisi suhu air laut memanas, yakni pada bulan September sampai dengan bulan November. 
Pada kondisi rumput laut sudah terserang penyakit, umumnya yang dilakukan petani adalah memotong bagian tanaman yang terserang dan membuangnya serta selanjutnya memindahkan lokasi pemeliharaan ke tempat lain atau dengan cara panen. Pemanenan dilakukan setelah rumput laut berumur 40-45 hari untuk menghasilkan rumput laut bagi kebutuhan bahan baku industri, atau berumur 50-60 hari untuk bahan baku pangan (manisan rumput laut), atau berumur 25-30 hari untuk dijadikan bibit. Biomasa rumput laut pada saat panen biasanya bertambah menjadi 4-6 kali dari biomas awal, sehingga dalam satu titik/ikatan biasanya dapat dipanen rata-rata 500 g rumput laut, atau dalam 30 m panjang tali ris dapat dipanen sebanyak 1 kwintal rumput laut.  Pelepasan rumput laut hasil panen dari ikatannya dan dilanjutkan dengan pencucian tali ris untuk digunakan pada proses budidaya selanjutnya.

Skala usaha budidaya rumput laut ini ditentukan oleh jumlah unit wadah dan jumlah tali ris setiap unit wadah yang dimiliki oleh setiap petani, sehingga menentukan luas perairan yang dikelola.  Petani rumput laut di pulau ini umumnya memiliki 1-6 unit wadah budidaya dengan jumlah tali ris berkisar antara 50-300 lintangan.  Penempatan unit wadah budidaya tidak hanya di sekitar perairan Pulau Panggang, melainkan menjankau perairan di sekitar pulau lainnya yang berdekatan dengan Pulau Panggang seperti Pulau Semak Daun, Pulau Air, Pulau Karya dan Pulau Karang Lebak.

Setalah dipanen rumput laut diberi perlakuan sesuai dengan kegunaannya.  Untuk konsumsi bahan baku industri (kering asin) rumput laut yang dipanen langsung dijemur, sedangkan untuk bahan baku makanan (bahan baku manisan rumput laut) direndam air tawar  terlebih dahulu selama 2 hari, kemudian dicuci sebelum dijemur.  Penjemuran dilakukan di atas para-para, pasir pantai, jalan umum dengan beralaskan waring selama 3-7 hari bergantung kapada kondisi cuaca.

0 Response to "Budidaya Rumput Laut"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel