JADILAH AKUAKULTUR YANG BIJAK


Perikanan budidaya yang selalu dipromosikan sebagai ladang pengharapan masa depan ternyata sama saja dengan eksploitasi termasuk di dalamnya pemaksaan kehendak dengan tidak menghargai kehidupan. Kenapa demikian????

Ikan merupakan makhluk hidup sama seperti manusia punya rasa punya naluri namun tak berakal. Sebagai makhluk tentunya ia menghendaki tempat hidup yang nyaman. Oleh karenanya tak jarang aku lihat banyak ikan mengumpul di bagian inlet (air masuk) kolam dalam budidaya intensif. Hal tersebut menandakan bahwa ikan kekurangan oksigen untuk kebutuhannya. Lebih-lebih lagi masalah kepadatan ikan dalam suatu wadah budidaya. Hendaknya diperhatikan betul kenyamanan ikan tersebut agar dapat hidup secara nyaman dan layak. Sayangnya ikan tak bisa bicara, jadi mereka tak dapat protes mengenai keadaannya. Oleh karenanya manusialah yang seharusnya bisa memahami akan hal ini. Jangan sampai dalam mengarungi hidup ini manusia menyakiti sesama manusia pun juga alam beserta pernik kehidupan yang ada di dalamnya. Mari kita pikirkan lagi apakah pantas jika kita memproduksi ikan dengan menyakitinya, merusak lingkungan dengan mengindahkan limbahnya. Sepertinya perlu dimengerti bahwa sebenarnya menyakiti makhluk itu sama saja menyakiti manusia itu sendiri. Ah, kok bisa. Ingatlah, kita ini adalah bagian dari jagat raya. Tanah, air, pohon, batu, dan apapun yang ada itu adalah makhluk. Kita manusia termasuk dalam makhluk. Segala makhluk berhubungan dalam harmoni jagad. Jika kita menyakiti makhluk tentu sama saja dengan kita merusak harmoni dalam jagad. Buktinya???? Orang-orang mengeruk tanah bukit maka lonsorlah bukit itu. Menebang pohon sembarangan maka ada banjir ada kekeringan. Udara pun makhluk, bumi pun makhluk. Dan lihat bumi kita sekarang. Pemanasan global, gempa, tsunami dan lainsebagainya. Ini sudah dapat dijadikan bukti nyata bahwa manusia itu terlalu rakus dalam memenuhi kebutuhannya. Ambil secukupnya dalam batas toleransinya dan lestarikanlah. Sudah berapa banyak makhluk hidup yang punah karena manusia?????


Budidaya intensif menghendaki pakan dalam jumlah yang besar, kontinyu, dan tepat mutu. Pakan bermutu tak lepas dari tepung ikan yang menjadi komponennya. Tepung ikan berasal dari ikan yang ditangkap di laut. Pertanyaannya apakah orang-orang budidaya pernah melakukan restokking ikan di laut??? Atau Cuma istilah belaka yang tak pernah direalisasikan. Ingatlah akan piramida makanan, jaring-jaring kehidupan dimana sejak mula kondisinya sudah seimbang dan harmonis. Jika kita menhendaki budidaya sebagai produksi, maka wajib hukumnya untuk menjaga keseimbangan yang sudah ada. Ikan makan ikan begitu  kiranya istilah yang tepat untuk saat ini. Tak jadi masalah apabila ikan yang kita ambil dari laut diambil dalam batas toleransinya. Jangan berlebihan, jika kita berniat produksi massal ya konsekuensinya harus ada input lain untuk menjaga keseimbangan piramida makanan. 


MARI MENJADI AKUAKULTURIS YANG BIJAK


0 Response to "JADILAH AKUAKULTUR YANG BIJAK"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel